BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam bukan sekedar sebuah agama. Islam juga bukan
sekedar ritualitas rutinitas. Namun Islam justru merupakan sebuah lentera yang
cahayanya selalu membias dalam jagad raya yang penuh warna. Islam juga bukan
hanya dikhususkan kepada manusia saja akan tetapi Islam untuk seluruh alam yang
istilahnya yaitu “Islam Rahmatan Lilalamin”.
Islam adalah agama yang ajarannya bisa diterima
siapapun, kapanpun dan dimanapun. Adapun yang disebut Islam sebagai agama yang
ajarannya bisa diterima oleh siapapun memiliki arti bahwa Islam bukan hanya
agama untuk satu orang atau satu golongan, akan tetapi Islam adalah agama bagi
setiap orang yang mau memasukinya secara sunguh-sungguh karena dalam Islam tak
ada istilah paksaan. Dan adapun yang disebut dengan Islam tak mengenal serta
dapat diterima kepanpun dan dimanapun mempunyai makna bahwa eksistensi Islam
tidak terikat oleh keadaan. Hal itu dikarenakan Islam mengandung ajaran yang
bersifat otentik, sempurna dan dinamis serta relevan dengan tuntunan
perkembangan zaman dan tempat.
Namun dilain sisi, Islam sekarang tampak sebagai agama
yang tak mampu membawa manusia ke arah yang lebih baik serta tak bisa membawa
pada arah kebenaran yang hakiki meskipun sebenarnya Islam tidak seperti itu.
Hal demikian bisa terjadi disebabkan kecerobohan Umat Islam sendiri yang mulai
menghindar dari nilai-nilai Al-Quran betapapun demikian. Islam tetap sebuah
agama yang sangat berharga seperti kemilaunya mutiara. Dan akan tetapi
mutiara tersbeut ditutupi oleh lumpur-lumpur
Umat Islam yakni berupa penjauhan mereka terhadap Al-Quran sehingga keindahan
mutiara Islam yang seharusnya nampak, terhanyata harus rela ditutupi oleh
kecerobohan orang Islam itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Islam sebagai
sumber ajaran ?
2.
Apa saja karakteristik Ajaran
Islam ?
3.
Apa saja dimensi yang terkandung
dalam Islam ?
C.
Maksud dan Tujuan
1.
Mengenal lebih dalam tentang Islam
sebagai sumber ajaran !
2.
Mengenal bukti keotentikan ajaran
Islam !
3.
Mengaplikasikan Islam sebagai
sumber ajaran !
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Islam Sebagai Sumber Ajaran
Islam sebagai agama Samawi dan wahyu yang disebarkan
sekarang utusan yakni seorang Rasul yang membawa umat manusia kejalan lurus dan
jalan yang diridhai-Nya. Dalam konsep Islam tidak mengenal yang namanya
perbedaan ras, suku, maupun hal-hal yang otonomi sekalipun. Tapi yang paling
mulia adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
Islam merupakan agama yang ajarannya bisa diterima
oleh semua umat, kapanpun dan dimanapun. Wilfred Canturel Snuth mengatakan,
“pengamatan pertama ialah bahwa dari semua tradisi keagamaan di dunia, tradisi
Islam nampak sebagai satu-satunya nama yang built in (terpagang tetap)” .
Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW secara
khusus disebut sebagai agama Islam. Nabi Muahammad SAW telah membakukan ajaran
agama Islam tersebut secara sempurna sehingga akan terjamin otentitas dan
sekaligus perkembangan sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman dan tempat.
Sistem pembakuan ajaran Islam tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Membakukan secara otentik sumber
dasar, pokok-pokok dan prinsip-prinsip ajaran Islam sebagai wahyu dari Allah
yang tertuang dalam Al-Quran.
Keseluruhan Islam dapat dipelajari lewat Al-Quran surat Al-Baqarah
menyatakan : “Masuklah Kedalam Islam Secara Keseluruhan” secepat
sekarang memulai membaca ayat tersebut, secepat pula ia dapat menceburkan diri dalam
Islam dengan mempelajari Al-Quran itu.
Al-Quran dalam wujudnya yang sekarang boleh dikatakan
telah dibakukan melalui proses panjang, sejak Zaid bin Tsabit yang telah menotula
wahyu yang telah diucapkan Nabi. Umar yang sangat inovatif yang mendorong Abu
Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran menjadi Al-Quran yang baku yang tersandar dan diperbanyak menjadi Al-Quran yang baku, yang tersandar dan
diperbanyak.
2)
Memberikan penjelasan, contoh dan
teladan pelaksanaan Agama Islam secara operasional dalam sosial budaya umatnya
yang kemudian dengan sebutan As-Sunnah / Al-Hadis.
3)
Memberikan cara atau metode untuk
mengembangkan ajaran Islam secara terpadu dalam kehidupan sosial budaya umat
manusia sepanjang sejarah dengan sistem ijtihat.
Dengan demikian sudah jelas bahwa Al-Quran merupkan
sumber dasar dan As-Sunnah merupakan sumber operasional, sedangkan ijtihat pada
dasarnya merupakan penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelktual
manusia untuk memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum
terhadap masalah-masalah kehidupan sosial budaya umat manusia yang timbul dalam
lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Ijtihat tersebut menjadikan ajaran
Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban umat
manusia dan menjadikan sebagai kebudayaan dan peradaban Islam. Dapat pula
diakatakan bahwa sistem ijtihat tersebut merupakan sumber pula dinamika dari
ajaran Islam. Dengan demikian ketiga sumber tersebut, yakni Al-Quran sebagai
sumber dasarnya, As-Sunnah sebagai sumber operasional dan Al-ijtihat sebagai
sumber dinamikanya. Ajaran Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sepanjang sejarahnya.
Sebagai agama yang universal Islam juga mengajarkan
kepada Umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun
ukhrawi. Maka dengan itu terwujudlah Islam yang selalu dinamis sepanjang masa.
Salah satu ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada manusia untuk
melaksanakan pendidikan karena menuntut ajaran Islam pendidikan merupakan
kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi. Demi tercapainya
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan apabila dikaji secara
teliti, Islam merupakan agama ilmu (akal) dan agama amal. Tentunya iman akan
ikut andil didalamnya kerena ilmu dan iman merupakan suatu yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam salah satu seminar, Nurcholis Madjid (1998 : 3-4) menjelaskan
tentang hubungan organik antara iman dan ilmu dalam Islam. Menurutnya ilmu
adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatiakan dan memhami alam
raya ciptaan-Nya sebagai manisfestasi
atau penyingkapan tabir dan rahasia-Nya.
Islampun hadir dengan membawa rahmat bagi alam semesta
jika pernyataan ini dipandang sebagai doktrin, tidak akan menimbulkan
keberatan, karena Allah SWT sendiri telah menyatakan dalam surat Al-Anbiya’: 107.
akan tetapi jika proposisi tersebut didudukkan sebagai ungkapan faktual di
masyaraka. Maka banyak pernyataan dan masalah yang harus dijernihkan. Dalam
sejarah keberhsilan Islam untuk membangun dunia, dan sekaligus memeratakan
rahmah dan kesejahteraan manusia masih dapat diakhiri. Namun dalam sejarah pula
dapat ditemukan kegagalan untuk mensejahterakan manusia.
Menjadi wahyu tuhan berarti bahwa Islam memiliki unsur
transendental metapisis yang bersentuhan dengan dunia diatas dunia kemanusiaan
dan berada dibalik dunia fisik yang ditempati mereka telaah psikis berfikir terhadap Rosul Allah ketika menerima
wahyu memang merupakan peluang yang perlu diperhatikan. Namun sambil menunggu
kegiatan ilmu ini, transendentalitas Islam dapat dimengerti atas dasar tabi’at
dan karakter yang diandungnya. Kebenaran unsur ini harus berdasarkan pada
tipologi argumentasi yang sejajar dan bukan dengan mengaktifkan kemampuan
manusia biasa. Kebenaran didasarkan kepada iman yang merupakan organ lain
manusia untuk menerimanya. Imam Al-Ghazaly telah pernah membahas ragam
kemampuan manusia mencari kebenaran dan jenis kebenaran yang dapat diperoleh
dengan kemampuan tersebut. Oleh karena itu tabi’at kebenaran transendental ini
berbeda dengan tabiat kebenaran dalam paksaan yang bersifat empiris.
Kebenaran Islam yang transendental metafisis ini
diluar atau belum meruang waktu. Artinya materi kebenaran yang masih perlu
dicari, diuji atau dibuktikan, melainkan cukup diterima atas dasar iman yang
merupakan kelengkapan lain kemanusiaan diatas rasio itu sendiri.
B.
Karakteristik Ajaran Islam
Islam memiliki karakter khas, yang menjadi
ciri-cirinya diantaranya :
1)
Islam merupakan agama yang
universal untuk seluruh umat manusia, bahkan untuk jin dan seluruh alam.
2)
Islam merupakan agama untuk
sepanjang zaman
3)
Islam merupakan agama yang
sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan baik aspek lahir, batin, pribadi
maupun masyarakat.
4)
Islam merupakan agama ilmu karena
Islam menjunjung tinggi ilmu
C.
Dimensi-Dimensi Ajaran
Islam
Dimensi-dimensi ajaran Islam secara garis besar
terhimpun dan terklasifikasikan dalam tiga hal pokok, yaitu : aqidah, syariat,
dan akhlaq, yang masing-masing sebagai subsistem dari sistem ajaran Islam,
artinya, akidah tampa syariat dan akhlaq adalah omong kosong, demikian juga
syariat haris berdiri diatas pondasi akidah, dan keduanya haruslah dijalin
dengan akhlak, syariat tanpa akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah
kesesatan.
1)
Akidah
Akidah Islam merupakan penutup akidah bagi agama-agama
yang pernah diturunkan Allah sebelumnya, bersamaan dengan diutusnya Nabi Muhammad
sebagai Rosul terakhir.
Secara harfiah, akidah artinya sesuatu yang mengikat
atau terikat. Adapun sebagai istilah, akidah Islam adalah sistem kepercayaan
dalam Islam. Disebut akidah karena mengikat pergantian dalam bersikap dan
bertingkah laku. Orang-orang yang kuat akidahnya terhadap keadilan Tuhan,
keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap suatu nilai dan selanjutnya
mengikat prilaku (misalnya tidak mau kompromi terhadap kezaliman), sebaliknya
orang yang tidak kuat keyakinannya kepada keadilan Tuhan, ia mudah menyerah
dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah
terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan.
2)
Syariat
Kata syariat secara harfiah artinya jalan raya atau
jalan kesumber (mata) air, atau bermakna jalannya suatu hukum atau
undang-undang. Kemudian kata ini diimbuhi dengan kata “Islam”menjadi syariat
Islam , yang secara harfiah berarti jalan yang harus dilalui dan dipatuhi oleh
setiap muslim. Sebagai istilah keislaman syariat adalah dimensi hukum atau
peraturan dari ajara Islam. Disebut syariat karena aturan ini dimaksudkan untuk
memberikan jalan atau mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia.
Dari sudut keilmuan, syariat kemudian melahirkan ilmu
yang disebut Fiqih, dan ahlinya disebut Faqih atau Fuqoha. Karena fiqih itu
produk ijtihat, tidak bisa dihindari adanya perbedaan pendapat. Inilah yang
melatarbelakangi lahirnya pemikiran madzhab, seperti Syafi’i, Maliki, Hanafi,
dan Hambali
3)
Akhlak
Ada
dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari Bahasa Arab yang berarti perangai,
tabiat (kelakuan atau watak dasar) , kebiasaan atau kelaziman, dan peradaban
yang baik. Adapun pengertian akhlaq menurut istilah seperti yang diungkapkan
oleh Al-Ghazaly, adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam.
Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat
berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, akhlak menekankan pada
kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari kesabarannya, haji
dilihat dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistennya dengan perbuatan.
Karena akhlak juga merupakan subtansi dari sistem
ajaran Islam, perbidangan akhlak juga vertikan dan horizontal. Ada akhlak manusia kepada
Tuhan, akhlak manusia kepada sesama, aklak manusia kepada diri sendiri, dan
akhlak manusia kepada hewan dan tumbuhan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1)
Islam merupakan agama yang
ajarannya bisa diterima oleh semua umat, kapanpun dan dimanapun.
2)
Karakteristik ajaran Islam
diantaranya adalah universal, sempurna, dinamis dan menjunjung tinggi ilmu.
3)
Dimensi-dimensi ajaran Islam
meliputi akidah, syariat dan akhlak.
DAFTAR
PUSTAKA
- ABD, Hakim, Atang dan Mubarok, Jaih, Metodologi Studi Islam, Bandung : Rosda, 2007.
- Anwar, Rosihon. M. yunus, Badruz Zaman dan Saehudin, Pengantar
Studi Islam, Bandung
: Pustaka Setia, 2009
- Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2005
- A. Kadir, Muslim, Ilmu Islam Terapan, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar, 2003
- Muntasir, Salih. Menanti Evidensi Islam, Jakarta : CV Rajawali, 1985
- http:// booerjo. Blogspot.com/2011/04/ islam – sebagai – sumber – ajaran
- pemahaman. Html
- http:// aulanuddin.blogspot.com/2011/011
0 komentar:
Posting Komentar