Pages

Subscribe:
..:: "Welcome to La takhaf wala tahzan, thanks you for visit and don't forget to give your comment in this website " ::..
  • Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan
  • Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya
  • Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
  • Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari
  • Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya
  • Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat

Senin, 14 Januari 2013

Akidah Pokok Islam



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Berbicara masalah akidah berarti kita berbicara maslah keyakinan setiap manusia pasti akan memiliki keyakinan masing-masing. Oleh karena itu sebagai manusia faham akan toleransi maka hendaknya tidak serta merta dan tidak mudah menyalakan orang lain apalagi menggoyahkannya.
Akan tetapi permasahannya sekarang adalah Apakah akidah yang kita yakini adalah memang benar-benar akidah yang benar, ataukah sekedar hembusan angin yang lewat tanpa adanya sebuah evaluasi kritis sehingga hanya akan menimbulkan akidah-akidah yang kaprah salah arah, tanpa diimbangi kompas-kompas ilmu yang merupakan penuntun sekaligus “Shiratal Mustakim” penunjuk jalan kebenaran tanpa keterpelesetan. Jangan sampai akidah-akidah yang telah mengandung bibit virus yang telah terjangkit  pada jiwa kita tanpa disadari sehingga yang akan terjadi adalah kuantitas dan rutinitas Amal shaleh tanpa didasari oleh kualitas iman yang benar, yang telah digariskan sumber-sumber islam yakni Al-qur’an dan Al-hadits.
Sebagai insan islam, ketika kita memiliki pemahaman akidah yang bagus, mantap dan benar, maka selanjutnya tugas kita adalah bagaimana mempertahankan akidah islam yang kita miliki dan selalu menfilter akidah-akidah sesat yang berhamburan di muka bumi dengan hiasan dan untaian cahaya- cahaya ilmu sebagai satu-satunya media meraih Ridha Ilahi. 
B.     Rumusan masalah
  1. Apakah yang dimaksud akidah pokok islam?
  2. Apa saja pembagian atau aspek akidah pokok islam?
C.    Maksud dan tujuan
1.      Tobransi dalam bersikap, tawhaddhu’ dalam bertindak dan ikhlas dalam meniti kehidupan.
2.      Menambah serta memperluas cakrawala ilmu demi mengapai akidah yang lurus.
3.      Memperdalam keluasan pemahaman tentang akidah pokok islam.
4.      Bertindak serta mengaplikasikan nilai-nilai keimanan secara benar .
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Akidah Pokok Islam
Berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW mengenai akidah ini beliau menguraikan dengan sederhana bahwa iman itu adalah percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat-malaikat-Nya, percaya kepada kitab-kitab-Nya, percaya kepada Rasul-Nya, percaya kepada hari kiamat, percaya kepada qadha’ dan qadhar Allah. Konsep iman seperti ini disebut sebagai rukun iman yang mencakup enam aspek tersebut diatas.
1.      Iman kepada Allah
Sebagaimana dijelaskan bahwa ini dari pada ajaran islam dalam Al-qur’an adalah akidah, dan inti dari akidah itu adalah tauhid yaitu keyakinan bahwa Allah SWT Maha Esa tidak ada Tuhan selain Dia sebagai  firmanNya dalam Al-qur’an Surah Al-Ikhlas ayat 1-4.
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ   ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ   öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ôs9qムÇÌÈ   öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ  
Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Dalam rukun iman percaya kepada Allah menepati rukun pertama, yang dimaksud iman atau percaya kepada Allah adalah percaya tampa keraguan sedikitpun atau adanya Allah SWT Yang Maha Esa, dan Maha Sempurna baik Dzat, Sifat maupun Af’al-Nya. Kepercayaan ini membawa kepada kepercayaan atau adanya semua rukun iman yang lain. Oleh karena itu pengaduan seseorang terhadap dua kalimat ini sebenarnya sudah dianggap yang beriman.
Tetapi dalam mengenal Allah SWT manusia hanya mampu sampai pada batas mengetahui Dzat Tuhan Yang Maha Esa itu adalah tauhid.
2.      Iman Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat merupakan urutan yang kedua dalam rukun Iman setelah iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat ini mengandung arti bahwa seorang mukmin hendaknya percaya sepenuhnya bahwa Allah menciptakan makhluq yang disebut Malaikat.
Malaikat ini adalah makhluq Allah yang bersifat halus yang terbuat dari nur(cahaya). Mereka ini adalah hamba Allah yang mulia selalu taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT. Berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Nahl ayat 50 sebagai berikut :
tbqèù$sƒs Nåk®5u `ÏiB óOÎgÏ%öqsù tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrãtB÷sム) ÇÎÉÈ    
Artinya : Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Diantara Malaikat adalah :
1)      Jibril
Sebagai pimpinan seluruh malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para utusan
2)      Mikail
Bertugas mengatur kesejahteraan manusia
3)      Izrail
Bertugas mencabut seluruh
4)      Izrafil
Bertugas meniup trompet pada hari kiamat dan hari kebangkitan
5)      Mungkar dan Nakir
Bertugas menayai manusia setelah mati didalam kubur
6)      Roqib dan Atid
Bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia
7)      Malik
Bertugas menjaga neraka
8)      Ridwan
Bertugas menjaga surga
3.      Percaya Kepada Kitab-Kitab Allah
Percaya kepada kitab-kitab Allah atau wahyu Allah yang diturunkan kepada para Rasul yang menjadi pedoman bagi hidup manusia dimuka bumi ini untuk mencapai kebahagian didunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada manusia itu cukup banyak jumlahnya. Namun yang jelas disebutkan dalam Al-qur’an hanya empat yang wajib diketaui yaitu;
1)      Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as
2)      Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as
3)      Injil diturunkan kepada Nabi Isa as
4)      Al-qur’an diturunkan kepada Muhammad SAW.
Allah menurunkan kitab Taurat  kepada Nabi  Musa as yang berisikan akidah dan syari’at, kitab Taurat yang asli sudah tidak ada lagi, kitab taurat yang beredar dikalangan Yahudi saat ini tidak asli lagi karena terjadi perubahan-perubahan isi ajarannya. Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as bukan merupakan syari’at karena pada masa itu Nabi hanya mengikuti Nabi Musa, isi Zabur hanya merupakan nasehat dan peringatan. Kitab Injil hanya memuat tentang keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah untuk meng-esakan Tuhan, dan di akhir zaman akan muncul Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Kitab Injil yang beredar sekarang mengalami banyak perubahan bahkan tidak lepas dari karangan dan susunan manusia. Dengan mempercayai kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW. Akan memberikan keyakinan penuh bahwa Al-qur’an adalah kitab suci yang paling lengkap dan sempurna diantara kitab-kitab suci lainnya. Karena ia diturunkan  dan merupakan kitab suci terakhir dari Allah SWT. Selain kitab yang diturunkan kepada Nabi tersebut juga terdapat beberapa jumlah shahifah yaitu 60 shahifah kepada Nabi Syits as, 30 shahifah kepada Nabi Ibrahim dan 10 kepada Nabi Musa.  
4.      Percaya kepada Nabi dan Rasul
Beriman kepada Nabi dan Rasul merupakan rukun iman yang ke empat, pengertian beriman kepada Nabi dan Rasul adalah meyakini bahwa Allah telah memilih beberapa orang diantara manusia. Allah memberikan wahyu kepada mereka untuk disampaikan kepada manusia demi membimbing mereka kejalan yang benar. Firman Allah dalam Al-qur’an surat Yunus ayat 48 mengatakan :
Èe@à6Ï9ur 7p¨Bé& ×Aqߧ ( #sŒÎ*sù uä!$y_ óOßgä9qßu zÓÅÓè% OßgoY÷t/ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ öNèdur Ÿw tbqßJn=ôàムÇÍÐÈ
Artinya : Tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila Telah datang Rasul mereka, diberikanlah Keputusan antara mereka[695] dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
Para ulama’ membedakan antara Nabi dan Rasul, seorang Nabi menerima  wahyu dari Allah SWT.  Kepentingan dari mereka sendiri  tanpa ada kewajiban untuk disampaikan kepada orang lain, sedangkan rasul juga menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Nabi atau rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad tugas mereka hanya terbatas pada suatu wilayah dan waktu tertentu, sedangkan kerasulan Muhammad SAW  diutus untuk semua manusia tanpa batas wilayah dan waktu tertentu.
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang Rasul adalah :
Ø  Siddik atau jujur yaitu benar segala ucapannya, mushtahil berbohong.
Ø  Amanah terpercaya mustahil berkhianat.
Ø  Tabliqh (menyampaikan) yaitu menyampaikan segala sesuatu yang datang dari Allah mushtahil menyembunyikan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya.
Ø  Fathanah artinya cerdas mushtahil mereka bodoh, sebab kalau mereka bodoh mana mungkin mampu menyampaikan risalah yang diberikan kepada mereka, dan berdebat dengan orang yang menentangnya.


5.      Iman kepada Hari Kiamat
Rukun iman yang kelima adalah percaya kepada hari akhir, yaitu mulai hancurnya dunia hingga masuknya seseorang ke surga atau ke neraka.
Jadi, pada hari akhir atau hari kiamat, seluruh jasad raya ini akan tergoncang hebat yang mengakibatkan perubahan total dan terjadinya peristiwa yang sangat dahsyat dan mengerikan. Allah memusnahkan kehidupan ini.
Beriman kepada hari kiamat, maksudnya setiap mukmin wajib percaya (iman) dengan sebenar-benarnya bahwa hari kiamat akan tiba. Hanya saja kapan saat itu terjadi tiada seorang pun yang mengetahui. Bahkan Rasulullah SAW. Dan Malaikat Jibril sekalipun tidak mengetahui. Yang bisa diketahui hanyalah tanda-tandanya. Tanda-tanda hari kiamat itu terbagi menjadi dua : tanda kecil (suqhra) dan tanda-tanda besar (kubra).
Sehubungan akan dibangkitkan manusia   dari kubur pada hari kiamat, Allah berfirman :
y7Ï9ºsŒ ¨br'Î/ ©!$# uqèd ,ptø:$# ¼çm¯Rr&ur Çøtä 4tAöquKø9$# ¼çm¯Rr&ur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÏÈ ¨br&ur sptã$¡¡9$# ×puŠÏ?#uä žw |=÷ƒu $pkŽÏù žcr&ur ©!$# ß]yèö7tƒ `tB Îû Íqç7à)ø9$#
Artinya : Yang demikian itu, Karena Sesungguhnya Allah, dialah yang haq dan Sesungguhnya dialah yang menghidupkan segala yang mati dan Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,Dan Sesungguhnya hari kiamat itu Pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Tanda-tanda kiamat kecil(sugra):
1.      Ilmu agama diangkat, maksudnya ilmu agama tidak diperhatikan lagi sebab dianggap tidak penting. Bahkan, semakian lama akan hilang dikarenakan semua orang melecehkannya.
2.      Ilmu yang dicabut, maksudnya para ulama’ dan ahli agama banyak yang mati, yang kemudian diangkatlah manusia–manusia bodoh menjadi  pemimpin. Dimana-mana mereka akan memberikan fatwa-fatwa yang tidak berlandaskan agama. Orang-orang sungguh tersesat dan menyesatkan.
3.      Matahari terbit dari ufuk barat. Apabila matahari telah terbit dari ufuk barat, seluruh manusia akan beriman dan berbuat baik sebagaimana orang-orang sebelum mereka. Namun-sungguh sayang, iman dan amal baik mereka tidak ada gunanya lagi.
4.      Dll.
Tanda-tanda kiamat besar(kubra) :
1.      Munculnya binatang aneh. Binatang itu mampu bercakap-cakap,  yaitu memberitahukan kepada orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah SWT. Tentang hal ini Allah SWT, berfirman :
#sŒÎ)ur yìs%ur ãAöqs)ø9$# öNÍköŽn=tã $oYô_t÷zr& öNçlm; Zp­/!#yŠ z`ÏiB ÇÚöF{$# óOßgãKÏk=s3è? ¨br& }¨$¨Z9$# (#qçR%x. $uZÏG»tƒ$t«Î/ Ÿw tbqãZÏ%qムÇÑËÈ
Artinya : Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami
2.      Turunnya Nabi Isa a.s. seperti telah kami kemukakan diatas, Nabi Isa a.s. akan memimpin kaum mukmin membunuh Dajjal. Selain itu, Nabi Isa akan menghancurkan semua kayu salib, membunuh babi, dan menghapus pajak.
3.      Rusaknya ka’bah, yang merusaknya adalah seorang laki-laki dari Habsyi(Etiopia), sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
يخخرب الكعبة ذوالسويقتين رجل من الحبشة (رواه مسلم)
Artinya : Akan merusak ka’bah orang yang memiliki dua roti sawiq, yaitu laki-laki dari habsyi(Etiopia).

6.      Iman kepada Qadha’ dan Qadar
Rukun iman yang keenam ialah iman kepada qadha’ dan qadar. Qadha’ ialah kepastian, dan qadar  adalah ketentuan. Keduanya ditetapkan oleh Allah SWT. untuk  seluruh  makluk-Nya. Sedang yang dimaksud dengan iman kepada qadha’ dan qadar, ialah setiap manusia(muslim dan muslimat) wajib mempunyai niat dan keyakinan sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk, sengaja maupun tidak, telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Abu Abdilah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari, Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut mengatakan, “kepercayaan yang dipegang Ahlus sunah, yaitu sesungguhnya Allah SWT. Telah menakdirkan akan sesuatu. Artinya ia telah mengetahui ketentuan (kepastian), telah mengetahui keadaannya dan zamannya jauh sebelum menciptakannya. Kemudian Allah mengadakan sesuatu yang telah ada dalam takdir-Nya bahwa sesuatu itu akan dijadikan sesuai dengan ilmu-Nya. Maka, tidak ada yang terjadi dialam tinggi(langit) dan dialam rendah(bumi)  melainkan terbit dari ilmu qadrat dan iradat-Nya Allah”
Dari keterangan diatas jelaslah, kebahagiaan, kekayaan, kemiskinan, pandai atau bodoh dan sebagainya itu berjalan dengan takdir Allah SWT. Sebagai bukti konkret seseorang dilahirkan tidak dapat memilih siapa bapak ibunya, dimana dilahirkan. Jelas manusia tidak dapat menentukan sendiri, karena ada dalam kekuasaan-Nya. Dalam Al-qur’an disebutkan :
4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÒÏÈ
Artinya : Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Dalam Al-qur-an diatas dinyatakan, bahwa kejadian manusia didalam rahim ibunya berjalan menurut prosesnya. Empat puluh hari pertama dinamakan nuthfah(mani) yang berkumpul, empat puluh hari  yang kedua dinamakan ‘Alaqah(segumpal darah), dan empat puluh hari ketiga disebut mudqhah(segumpal daging) maka, setelah seratus dua puluh hari ditiupkannya roh oleh  malaikat lalu diperintahkan menuliskan empat macam perkara:
1.      Ilmunya (selain ilmu pengetahuan, juga perbuatan  yang bakal dikerjakan).
2.      Berapa banyak rejekinya.
3.      Berapa lama hidupnya .
4.      Nasibnya, apakah ia bakal masuk surga atau neraka.
Empat macam perkara itu ditetapkan(ditakdirkan), dan inilah yang dimaksudkan takdir Ilahi atau nasib seseorang.
Sebagian orang berkata, “ jika semua perbuatan manusia, baik yang buruk maupun yang baik telah ditetapkan oleh Allah SWT.sejak zaman azali, berarti manusia tidak dapat disalahkan jika melakukan perbuatan jahat dan buruk dan tidak berhak menerima siksaan sebab perbuatannya itu. Ia juga tidak berhak mendapatkan pahala sebab berbuat kebaikan”.
Pendapat itu sangatlah keliru sebab, bagaimanapun manusia memiliki hasyrat dan kehendak dari hatinya. Apabila niat itu ditunjukkan untuk kebaikan, tentunya akan mendatangkan kebaikan dan amal shaleh. Dan apabila kehendak itu ditunjukkan kejahatan otomatis akan menimbulkan keburukan. Selain itu Allah menganugrahi akal pikiran kepada manusia untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan sebagainya. Sehingga segala perbuatan manusia, keburukan atau kebaikan, sebesar apapun pasti akan ada balasannya, sebagaimana firman Allah berikut :
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§sŒ #\øyz ¼çnttƒ ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§sŒ #vx© ¼çnttƒ ÇÑÈ
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Dengan demikian, Rasulullah SAW.melarang umatnya berpangku tangan menunggu takdir. Rasulullah memerintahkan umatnya berusaha, dan menyerahkan kepada umatnya untuk menentukan dirinya apakah bakal masuk  surga atau neraka. Jika didunia mudah dilalui jalan surga, Insya Allah ia ditakdirkan masuk surga begitu sebalinya.
Takdir  bisa dibedakan menjadi dua :
1.      Takdir dalam ilmu Allah yang Azali
Allah SWT. Telah mengetahui semua yang bakal terjadi didunia dan diakhirat, tiada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, sekalipun hal tersebut  belum terjadi.
2.      Takdir yang tertulis di lauh mahfudz
Seperti diterangkan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa Allah SWT. Menciptakan qalam(pena), kemudian Allah berfirman padanya(pena), “tulislah!” maka, pena itu menuliskan apa-apa yang akan terjadi sampai hari kiamat di Lauh Mahfudz(lembaran yang terpelihara).
Takdir yang tertulis di Lauh Mahfud masih mungkin berubah, karena takdir yang tertulis tersebut ada yang merupakan ketentuan final dan yang belum. Yang belum merupakan keputusan final dinamakan Mu’allaq.
Adapun takdir yang tertulis di Lauh Mahfud hanya bisa berubah oleh dua hal :
a)      Do’a
b)      Berbuat kebaikan


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Apakah pokok islam adalah akidah yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat-sahabat-Nya yang teragum dalam rukun iman yang enam.
Penanaman akidah yang demikian merupakan sebuah usaha atau antisipasi dari umat islam agar sendi-sendi akidah islam tertata kuat tanpa adanya perpelahan yang berlarut- larut.
Adapun akidah islam masih dipertahankan yaitu, disebut rukun iman yang jumlahnya ada enam adalah :
1.      Iman kepada Allah SWT.
2.      Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT.
3.      Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT.
4.      Iman kepada Rasul-Rasul Allah SWT.
5.      Iman kepada  Hari kiamat
6.      Iman kepada Qadha’ dan Qadar Allah SWT. 
B.     Saran
1.      Dengan adanya akidah pokok islam diharapkan mampu meyakini akidah pokok islam secara benar.
2.      Mengaktualisasi nilai keislaman sesuai dengan akidah pokok islam yang telah diyakinkan dalam rukun iman yang enam.


DAFTAR PUSTAKA

- Mahmud, Latif, “Ilmu Kalam”,  Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2006

- Mahmud, Latif, “Ilmu Kalam”,  Pamekasan, STAIN Pamekasan Press, 2010

- Ahmad Muhammad, “Tauhid Ilmu Kalam” Bandung CV Pustaka Setia, 1997 

0 komentar:

Posting Komentar

 

La takhaf wala tahzan

La takhaf wala tahzan

La takhaf wala tahzan

La takhaf wala tahzan

La takhaf wala tahzan
earth
top down